Labuan Bajo, PKO Mabar – Kepala Dinas PKO Kabupaten Manggarai Barat, Drs. Yohanes Hani, M.Pd., mengajak para guru dan tenaga kependidikan agar suasana pendidikan di sekolah sungguh menyenangkan. Hal ini disampaikan oleh Kadis PKO saat memberikan arahan sekaligus penguatan kepada para guru PAUD saat mengikuti kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Berjenjang Tingkat Lanjut untuk Pendidik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se-Kabupaten Manggarai Barat, di Hotel La Rensia-Labuan Bajo, pada Kamis (07/12/2023).
Lebih lanjut Kadis PKO Manggarai Barat ini menegaskan bahwa praktek sekolah yang menyenangkan dan memberikan ruang ekpresi kepada peserta didik tanpa rasa takut terus didorong. “Ingat bahwa suasana pendidikan di sekolah mesti sungguh menyenangkan dan penuh suka cita. Pendidikan seharusnya memastikan semua anak bangsa merasakan kemerdekaan yang sebenar-benarnya dalam belajar dan menggapai cita-cita,” demikian ajak John Hani.
Bagi John Hani, usia dini merupakan masa kritis bagi pembentukan karakter seseorang. Pengalaman anak pada tahun pertama menentukan kualitas kehidupannya di masa yang akan datang. Anak-anak adalah generasi yang akan menentukan nasib bangsa di kemudian hari. Karakter anak-anak yang terbentuk sejak sekarang akan sangat menentukan karakter bangsa di kemudian hari. “Pendidik PAUD mesti memiliki semangat yang kuat untuk menggantungkan ke arah mana peserta didik ke depan. Titik startnya tentu sejak usia dini ini. Penanaman sikap dan pendidikan karakter sejak dini merupakan kunci utama untuk membangun bangsa. Misalnya kita sebisa mungkin menanamkan dalam diri anak agar disiplin dalam menertibkan sampah. Latih mereka agar menertibkan sampah sejak dini. Jangan membebani orang lain dengan sampah pribadi kita. Hal ini mesti kita tanamkan sejak kecil, ” ujar John Hani.
Arahan dan penguatan yang disampaikan oleh Kepala Dinas PKO ini kembali menggugah para peserta diklat bahwa pendidikan yang menyenangkan dan membahagiakan mesti berpusat pada peserta didik. Sebab pada prinsipnya belajar adalah proses olah hati, olah pikir, olah rasa, dan olah raga. Proses pengolahan tersebut menghasilkan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi ini merupakan modal dasar untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya sehingga bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian belajar adalah fenomena kompleks yang berlangsung secara berkelanjutan sepanjang hayat dikandung badan. “Pendidikan itu bukan soal hasil melainkan proses. Hargailah setiap tahapan proses pendidikan dan perkembangan yang dimiliki oleh anak. Tidak ada anak yang sempurna. Oleh karena itu, cara atau pola mendidik kita juga mesti disesuaikan dan mesti berubah. Ingat bahwa waktu terus berubah dan kita pun mesti berubah karenanya,” tutup John Hani (Boscho-PKO Mabar).